Gelas yang Terisi
Kita ingat sabda Yesus: kamu adalah garam dan terang dunia. Kata 'adalah' harus kita garis bawahi. Kelirulah orang yang mengatakan, "Kita harus menjadi garam dunia." Orang kristen bukan ditugaskan untuk 'menjadi' tetapi untuk menghayati hidup 'sebagai' garam dunia. Kita tidak perlu mencari-cari cara untuk mengasinkan diri.
Rasul Paulus berkata, "Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." Dalam pembaptisan kita menerima Kristus, dimandikan dan diisi dengan air hidup. Kita menyadari kehadiran air itu. Hidup kita sudah tidak menyerupai kehidupan orang-orang Israel di padang gurun. Kehidupan yang selalu meragu-ragukan kehadiran dan pemeliharaan Allah. Kita sudah menjadi wanita Samaria pada akhir percakapan dengan Yesus.
Hidup kristen yang benar dapat diumpamakan seperti gelas terisi. Dengan menerima Kristus, air hidup sejati yaitu Roh Kudus dicurahkan masuk ke dalam gelas kita. Hidup kristen yang benar sudah terisi oleh kekuatan Allah. Kita bukan orang sembarangan tetapi bermartabat. Hiduplah sebagai orang yang bermartabat: penuh kasih, penuh sopan santun, bijaksana, dan penuh percaya diri.
Rasul Paulus berkata, "Kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita." Dalam pembaptisan kita menerima Kristus, dimandikan dan diisi dengan air hidup. Kita menyadari kehadiran air itu. Hidup kita sudah tidak menyerupai kehidupan orang-orang Israel di padang gurun. Kehidupan yang selalu meragu-ragukan kehadiran dan pemeliharaan Allah. Kita sudah menjadi wanita Samaria pada akhir percakapan dengan Yesus.
Hidup kristen yang benar dapat diumpamakan seperti gelas terisi. Dengan menerima Kristus, air hidup sejati yaitu Roh Kudus dicurahkan masuk ke dalam gelas kita. Hidup kristen yang benar sudah terisi oleh kekuatan Allah. Kita bukan orang sembarangan tetapi bermartabat. Hiduplah sebagai orang yang bermartabat: penuh kasih, penuh sopan santun, bijaksana, dan penuh percaya diri.