Upah Kerendahan Hati


Renungan Alkitab (Mzm 22:2.25.27)

Ketika menerima penderitaan yang teramat mendalam, semula pemazmur memberontak kepada Tuhan,
  • "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku? Aku berseru, tetapi Engkau tetap jauh dan tidak menolong aku."
Ini reaksi wajar dan manusiawi. Kadangkala kita pun memberontak kepada Tuhan dengan seruan yang sama.

Namun akhirnya ia kembali pada keyakinannya akan Allah. Ia yakin Allah akan menolongnya,
  • "Sebab Ia tidak memandang hina ataupun merasa jijik kesengsaraan orang yang tertindas, ... Ia mendengar ketika orang itu berteriak minta tolong kepadaNya."
Sikap inilah yang patut kita pelajari. Dalam situasi apapun, bahkan ketika mulai meragukan atau memberontak kepada Allah, kita tidak lupa pada pegangan dasar, pangkal iman: Allah memperhatikan kita. Dengan caraNya dia sedang bekerja menolong dan menyelamatkan kita.

Menurut keyakinannya, sikap berontak kepada Allah adalah keliru. Kita mau memberontak terus sampai kapan dan apa hasilnya? Kesulitan hidup akan tetap ada dan kemudian kita malah menolak satu-satunya penolong yang selalu setia, yaitu Allah. Bersikap rendah hatilah. Berharaplah kepada Allah. Sebab menurut pemazmur, hanya:
"Orang yang rendah hati akan makan dan kenyang."
Bahasa yang sangat sederhana untuk mengungkapkan betapa damai dan bahagianya tetap dalam iman kepada Allah.