Siapakah Yesus?
Yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus yesus
Sekelompok orang asyik memikirkan jawaban, bagaimana seandainya Yesus bertanya, seperti kepada Petrus, "Menurutmu sendiri, siapakah Aku ini?" Satu demi satu mereka memberikan kesaksian.
Yang politikus berkata, "Bagiku, Yesus adalah inspirator agung. Dia adalah contoh pribadi yang pandai mempengaruhi massa dan rela mengorbankan diri demi idealisme yang diperjuangkan-Nya."
Yang aktivis pekerja sosial bersaksi, "Yesus bagiku adalah pelindung dalam perjuanganku membela yang lemah. Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, menghibur yang berduka, dan mendekati yang tersisih. Dia melakukan semua pekerjaan sosial itu dengan sukarela, tanpa dibayar, seperti kami."
Yang moralis tidak mau kalah. "Yesus adalah pedoman. Ajaran-Nya tentang cinta sesama dan kesetiaan-Nya pada nilai-nilai kebenaran tidak sedikitpun bercacat. Diri pribadi-Nya sendiri adalah hukum moral yang sempurna."
Seorang pengemis yang duduk di pintu sambil menantikan belas kasihan mendengar juga semua kesaksian itu. Kemudian ia berbisik kepada anaknya, "Bagiku, Yesus adalah orang yang tak kukenal. Dia lewat dan memberiku uang yang cukup untuk makan hari ini, sambil tersenyum ... !"
Pertemuan iman tokoh-tokoh besar itu berakhir. Mereka keluar dari ruangan itu dengan gembira hati karena sudah dapat memberikan kesaksian yang indah tentang Yesus. Sang pengemis tetap duduk di pintu menadahkan tangan. Ketika semua sudah pergi tanpa sepeser pun bergulir ke tangannya, seorang lelaki bergegas memberikan setumpuk uang sambil tersenyum. Lelaki itu masuk ke ruangan tadi tapi segera keluar lagi. "Wah, Aku terlambat," kata-Nya sambil berlalu.
Yang politikus berkata, "Bagiku, Yesus adalah inspirator agung. Dia adalah contoh pribadi yang pandai mempengaruhi massa dan rela mengorbankan diri demi idealisme yang diperjuangkan-Nya."
Yang aktivis pekerja sosial bersaksi, "Yesus bagiku adalah pelindung dalam perjuanganku membela yang lemah. Yesus menyembuhkan orang-orang sakit, menghibur yang berduka, dan mendekati yang tersisih. Dia melakukan semua pekerjaan sosial itu dengan sukarela, tanpa dibayar, seperti kami."
Yang moralis tidak mau kalah. "Yesus adalah pedoman. Ajaran-Nya tentang cinta sesama dan kesetiaan-Nya pada nilai-nilai kebenaran tidak sedikitpun bercacat. Diri pribadi-Nya sendiri adalah hukum moral yang sempurna."
Seorang pengemis yang duduk di pintu sambil menantikan belas kasihan mendengar juga semua kesaksian itu. Kemudian ia berbisik kepada anaknya, "Bagiku, Yesus adalah orang yang tak kukenal. Dia lewat dan memberiku uang yang cukup untuk makan hari ini, sambil tersenyum ... !"
Pertemuan iman tokoh-tokoh besar itu berakhir. Mereka keluar dari ruangan itu dengan gembira hati karena sudah dapat memberikan kesaksian yang indah tentang Yesus. Sang pengemis tetap duduk di pintu menadahkan tangan. Ketika semua sudah pergi tanpa sepeser pun bergulir ke tangannya, seorang lelaki bergegas memberikan setumpuk uang sambil tersenyum. Lelaki itu masuk ke ruangan tadi tapi segera keluar lagi. "Wah, Aku terlambat," kata-Nya sambil berlalu.