Perkataan yang Manis
Ams 16: 24
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Pleasant words are a honeycomb, sweet to the soul, and health to the bones.
Favus mellis composita verba ; dulcedo anima sanitas ossium.
Les paroles aimables sont un rayon de miel : doux au palais, salutaire au corps.
Freundliche Reden sind wie Honigseim, süß der Seele und heilsam dem Gebein.
Apa susahnya berkata-kata manis? Manis berarti dengan nada halus dan menggunakan pilihan kata yang tidak menusuk hati orang lain. Apa susahnya? Walaupun kita tahu betul, kata-kata itu akan banyak berguna bagi orang lain. Selain menenteramkan hati, juga menanamkan rasa percaya diri, mengangkat semangat dan menciptakan suasana yang indah. Ya kita ngerti, kata-kata yang halus berguna bagi orang lain, dan berguna juga bagi diri sendiri. Kata-kata yang halus menjauhkan kita dari musuh yang tidak perlu, pertengkaran yang tidak semestinya, atau kemarahan yang tidak diundang.
Mengapa kata-kata manis kadang tetap susah juga keluar dari mulut kita? Mungkin, ada yang sudah menjadi kebiasaan untuk berkata-kata dengan kasar dan sinis. Tanpa disadari lagi setiap kata yang keluar cenderung tidak enak didengar. Mungkin, karena didorong emosi sesaat seperti kebencian, kemarahan atau iri hati, baru keluar perkataan yang kasar. Mungkin, karena ingin memperkuat wibawa diri biar tidak diremehkan orang lain.
Siapapun yang selama ini berhemat dengan perkataan yang manis, pikirkanlah. Mungkin itulah sebabnya mengapa kalian mempunyai banyak musuh, kurang disukai dalam pergaulan, mendapat hinaan, atau mengalami banyak kesusahan lain yang sebenarnya tidak perlu. Demi dirimu, belajarlah menjaga mulutmu. Berlatihlah untuk berkomunikasi dengan orang lain secara halus. Latihan ini harus benar-benar diperjuangkan.
Sebagai orang beriman, kata-kata manis tidak bertujuan egois. Ini adalah salah satu cara mencintai orang lain, memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Manfaatnya bagi dirimu sendiri otomatis akan dirasakan, tetapi rahmat Allah akan menjadikannya berguna juga bagi keselamatan orang lain. Bagi orang beriman segala hal dalam hidup adalah sarana rahmat bagi diri sendiri dan orang-orang lain di sekitarnya.
Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati dan obat bagi tulang-tulang.
Pleasant words are a honeycomb, sweet to the soul, and health to the bones.
Favus mellis composita verba ; dulcedo anima sanitas ossium.
Les paroles aimables sont un rayon de miel : doux au palais, salutaire au corps.
Freundliche Reden sind wie Honigseim, süß der Seele und heilsam dem Gebein.
Apa susahnya berkata-kata manis? Manis berarti dengan nada halus dan menggunakan pilihan kata yang tidak menusuk hati orang lain. Apa susahnya? Walaupun kita tahu betul, kata-kata itu akan banyak berguna bagi orang lain. Selain menenteramkan hati, juga menanamkan rasa percaya diri, mengangkat semangat dan menciptakan suasana yang indah. Ya kita ngerti, kata-kata yang halus berguna bagi orang lain, dan berguna juga bagi diri sendiri. Kata-kata yang halus menjauhkan kita dari musuh yang tidak perlu, pertengkaran yang tidak semestinya, atau kemarahan yang tidak diundang.
Mengapa kata-kata manis kadang tetap susah juga keluar dari mulut kita? Mungkin, ada yang sudah menjadi kebiasaan untuk berkata-kata dengan kasar dan sinis. Tanpa disadari lagi setiap kata yang keluar cenderung tidak enak didengar. Mungkin, karena didorong emosi sesaat seperti kebencian, kemarahan atau iri hati, baru keluar perkataan yang kasar. Mungkin, karena ingin memperkuat wibawa diri biar tidak diremehkan orang lain.
Siapapun yang selama ini berhemat dengan perkataan yang manis, pikirkanlah. Mungkin itulah sebabnya mengapa kalian mempunyai banyak musuh, kurang disukai dalam pergaulan, mendapat hinaan, atau mengalami banyak kesusahan lain yang sebenarnya tidak perlu. Demi dirimu, belajarlah menjaga mulutmu. Berlatihlah untuk berkomunikasi dengan orang lain secara halus. Latihan ini harus benar-benar diperjuangkan.
Sebagai orang beriman, kata-kata manis tidak bertujuan egois. Ini adalah salah satu cara mencintai orang lain, memberikan kebahagiaan bagi orang lain. Manfaatnya bagi dirimu sendiri otomatis akan dirasakan, tetapi rahmat Allah akan menjadikannya berguna juga bagi keselamatan orang lain. Bagi orang beriman segala hal dalam hidup adalah sarana rahmat bagi diri sendiri dan orang-orang lain di sekitarnya.