Perjumpaan
Pada suatu malam bergerimis, seorang pemuda kulit hitam melintasi jalan kota Washington yang sepi. Ia baru saja memasuki kota itu. Rumah yang akan didatanginya masih beberapa ratus meter jauhnya. Kedua tangannya masing-masing menjinjing sebuah kopor besar dan di punggung masih ada sebuah tas lagi. Perjalanan malam itu benar-benar tidak menyenangkan. Pada suatu persimpangan jalan, ketika ia beristirahat sejenak, datanglah seorang pemuda kulit putih menawarkan bantuan kepadanya. "Mari kubawakan, saya juga ke arah sana." Suatu tawaran yang aneh, pikirnya. Selama ini hubungan orang-orang kulit hitam dan kulit putih bagaikan kucing dengan anjing. Permusuhan rasial sedang hebat-hebatnya. Apakah orang ini sedang mencari gara-gara? "Tidak usah takut, saya bersungguh-sungguh." Walaupun dengan ragu-ragu, pemuda kulit hitam itupun menyerahkan salah satu kopornya. Mereka berjalan berdampingan dan bercakap-cakap.
Bertahun-tahun kemudian pemuda kulit hitam itu menjadi tokoh pendidikan Amerika yang dengan giat memperjuangkan persaudaraan kulit hitam dan kulit putih. Sementara itu, pemuda yang berkulit putih kemudian menjadi presiden Amerika yang bernama John F. Kennedy. Presiden ini juga memperjuangkan persamaan hak kulit hitam dan putih.
Perjumpaan ternyata bisa mengubah hidup seseorang. Bagaimanakah aku selama ini menghadirkan diri bagi orang lain? Apakah kehadiranku, bisa membantu, menyemangati atau menguatkan orang menunju kebaikan?